4.01.2012


META-ANALISIS  PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN
TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS


oleh
A.A. Istri Ngurah Marhaeni
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,  IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK


Meta-analisis ini menggunakan hasil penelitian eksperimental mengenai pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan berbahasa Inggris. Dari lima buah penelitian, diperoleh 26 buah temuan penelitian yang selanjutnya merupakan subjek penelitian ini. Rumus Glass digunakan untuk menghitung besarnya  pengaruh. Meta-analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan strategi pembelajaran terhadap kemampuan berbahasa Inggris, serta pengaruh tiga aspek yang ditemukan dalam eksperimen-eksperimen tersebut, yaitu tingkat pendidikan, jenis strategi yang digunakan, dan jenis properti kebahasaan yang dipengaruhi. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi pembelajaran efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, terutama pada tingkat sekolah menengah. Temuan lain menunjukkan bahwa strategi-strategi metakognisi berpengaruh lebih besar  terutama pada kemampuan membaca pemahaman, dibandingkan strategi-strategi non-metakognisi.

Kata-kata kunci: meta-analisis, strategi pembelajaran, kemampuan berbahasa Inggris

ABSTRACT


The meta-analysis involved results of experimental studies concerning the effects of instructional strategies upon English language abilities. From five studies, 26 findings were documented, which were then, the subjects of the study. Glass’ formula was applied to compute the effect sizes. The study aimed at investigating the whole effect of the instructional strategies, as well as the effects of three aspects of the research, namely levels of education, kinds of instructional strategies, and kinds of language properties affected. Results of the analysis revealed that the instructional strategies were effective in improving English language abilities, particularly at high school level. Furthermore, it was found out that meta-cognitively oriented strategies affected better especially on reading comprehension, than the non meta-cognitive ones.

Key words: meta-analysis, instructional strategies, English language abilities
1. Pendahuluan
Dengan makin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan dunia pendidikan, semakin beragam pula strategi pembelajaran yang diformulasikan dan selanjutnya digunakan. Dalam konteks pembelajaran bahasa asing/bahasa kedua, Gardner (2001) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah salah satu dari tiga faktor paling penting yang menentukan keberhasilan belajar, selain faktor motivasi dan bakat. Demikian pentingnya strategi pembelajaran, sehingga dipandang perlu adanya suatu kajian tentang efektivitas strategi pembelajaran  terhadap kemampuan berbahasa. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan meta-analisis. Tujuan meta-analisis ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan berbahasa Inggris, baik pengaruhnya secara keseluruhan maupun ditinjau dari aspek-aspek jenjang pendidikan subjek, jenis strategi instruksional yang digunakan, dan jenis kemampuan berbahasa Inggris yang dipengaruhi.
Seperti umumnya penelitian sejenis, meta-analisis ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang pendidikan khususnya pengajar bahasa Inggris dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat; maupun dalam bidang penelitian terutama untuk memperkaya topik penelitian maupun mengembangkan kajian pustaka.
Telah banyak dilakukan penelitian mengenai efektivitas strategi pembelajaran terhadap kemampuan berbahasa. Rivers (1990) mengatakan bahwa strategi/metode mengajar adalah kunci keberhasilan pengajaran bahasa yang komunikatif. Dalam konteks pembelajaran, keputusan untuk menggunakan suatu strategi haruslah berdasarkan pada pertimbangan tentang hakekat perkembangan kemampuan berbahasa.
            Jika ditelusuri sejarahnya, pandangan tentang perkembangan kemampuan berbahasa berubah-ubah. Pada jaman Perang Dunia ke-2, orang menganggap bahwa kemampuan berbahasa terjadi karena pembentukan kebiasaan (habit formation). Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh teori belajar behavioristik yang dimotori antara lain oleh Watson dan Skinner; dan oleh teori linguistik strukturalis yang diilhami oleh tulisan-tulisan L. de Saussure. Selanjutnya, pada tahun 60-an, pandangan tentang bagaimana kemampuan berbahasa berkembang, berubah. Teori behavioristik yang mengutamakan pada hal-hal yang bersifat kasat mata (observed) terbukti mengabaikan peranan faktor kognitif. Chomsky berargumentasi bahwa apapun yang muncul kepermukaan (surface structure) adalah hasil dari suatu proses yang ada di dalam otak (deep structure). Oleh karena itu, tentu saja yang lebih  penting adalah bagaimana deep structure itu terbentuk sehingga menghasilkan ekspresi-ekspresi bahasa yang sesuai.
Pandangan kontemporer mengatakan bahwa bahasa bersifat holistik (Goodman,1986; Edelsky dan Altwelger, 1994; Weaver,1994). Karena holistik, maka bahasa tidak bisa dipisah-pisah dalam bagian-bagian. Perlakuan terhadap bahasa dengan memisahkannya menjadi bagian-bagian bertentangan dengan hakikat bahasa itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan perkembangan kemampuan berbahasa, perspektif holistik yang berorientasi pada aliran konstruktivis berpendapat bahwa anak belajar dengan cara membangun (to construct) pengetahuan. Dikatakan bahwa setiap anak terlahir dengan membawa suatu Learning Potential  (bertentangan dengan Teori Tabularasa yang mengatakan bahwa anak terlahir bagai kertas putih, kosong). Dalam teori skema (Weaver, 1994), potensi ini diibaratkan sebagai suatu dam yang berisi berbagai informasi, hasil transaksi antara apa yang dimiliki dengan apa yang dipelajari. Hasil belajar ini berbeda-beda antara satu dengan yang lain, meskipun stimulus yang diberikan sama persis. Hal ini disebabkan oleh ‘isi dam’ masing-masing anak berbeda-beda, yang menyebabkan proses transaksi untuk membentuk pengetahuan baru pun berbeda-beda.
Lebih jauh,  Rosenblatt (1988) menegaskan bahwa dalam proses belajar berbahasa terjadi suatu proses tarik ulur (interplay) yang terus-menerus antara learning potential pebelajar dengan meaning potential yang dibawa oleh stimulus (misalnya teks pada kegiatan membaca). Bila potensi yang ada pada pebelajar banyak yang cocok dengan potensi pada bacaan, maka proses pembentukan makna terjadi dengan cepat dan banyak. Makna yang terbentuk ini menambah informasi pada ‘dam’ anak tersebut.
Pandangan konstruktivis di atas telah mempengaruhi keputusan guru dalam memilih strategi pembelajaran. Metode ceramah dan berbagai teknik spoonfeeding tidak lagi relevan dalam pembelajaran bahasa. Marhaeni (1999) menggunakan teknik journal writing dalam pembelajaran Reading I pada mahasiswa S1 jurusan bahasa Inggris. Satu self-selected text dibaca oleh setiap mahasiswa setiap minggu; selanjutnya mahasiswa memberikan respons terhadap isi bacaan itu dalam bentuk tulisan pendek (sekitar 300 kata). Respons itu dapat  berbentuk ringkasan dari teks, komentar tentang isi teks, dan refleksi. Setiap penulisan lima buah jurnal dilakukan reading conferences, dimana setiap mahasiswa memilih karyanya yang terbaik untuk didiskusikan dalam conference dengan dosen. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya hasil belajar yang baik pada aspek kosakata dan pemahaman. Temuan yang juga menarik adalah berkembangnya unsur afeksi pada mahasiswa. Mereka mulai suka membaca dan pilihannya adalah bacaan  berbahasa Inggris. 
Karena demikian pentingnya strategi pembelajaran, dan dengan banyaknya strategi yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian terutama dalam eksperimen, diperlukan suatu meta-analisis untuk mengetahui dampaknya terhadap kemampuan berbahasa Inggris.
Glass, dkk. (1981) mengatakan bahwa meta-analisis adalah an approach to research integration.  Dengan kata lain, meta-analisis  adalah analisis integratif  terhadap sejumlah hasil penelitian yang sejenis. Meta-analisis bertujuan untuk mendapatkan suatu kesatuan pemahaman atau konklusi umum tentang hasil-hasil penelitian tersebut.
Meta-analisis bersifat kuantitatif karena menggunakan penghitungan angka-angka dan statistik untuk kepentingan praktis, yaitu untuk menyusun dan mengekstraksi informasi dari begitu banyak data yang tak mungkin dilakukan dengan metode lain.
Besar pengaruh suatu perlakuan dihitung melalui  effect size. Berbagai metode dianjurkan oleh para ahli untuk menghitung effect size. Dalam penelitian ini dipilih metode dari Glass dkk.(1981), yaitu dengan mencari besarnya delta (Δ)  dengan jalan membagi selisih rerata kelompok eksperimen (E) dengan rerata kelompok kontrol  (K), dengan deviasi  standar (SK) kelompok kontrol. Rumusnya adalah :

∆ = 

            Besarnya delta (Δ) menunjukkan perbedaan antarkelompok dan dinyatakan dalam satuan deviasi standar relatif terhadap deviasi standar kelompok kontrol. Besar pengaruh yang bersifat positif menunjukkan bahwa pengaruh variabel yang diteliti pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol; demikian sebaliknya bila arahnya negatif.

2. Metode Penelitian
Penelitian meta-analisis ini menggunakan lima buah artikel hasil penelitian yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yaitu hasil-hasil penelitian tentang pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan berbahasa Inggris. Kelima penelitian tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. Dari hasil pemberian kode temuan-temuan penelitian, diperoleh 26 subpenelitian, yang selanjutnya disebut sebagai subjek penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa lembaran pemberian kode (coding sheet) seperti yang digunakan oleh Juliati S (1993) dan Soekamto (1989). Coding sheet tersebut berupa sebuah tabel, dengan kolom-kolom untuk menuliskan beberapa informasi maupun variabel dari artikel-artikel yang dianalisis. Informasi dan variabel yang ditabulasi adalah (a) nama peneliti dan tahun publikasi, (b) jenjang pendidikan yang diteliti, (c) lama waktu perlakuan, (d) jumlah subjek penelitian, (e) variabel terikat, (f) variabel bebas, (g) jenis perlakuan, (h) effect size untuk setiap variabel, dan (i) rata-rata effect size untuk setiap perlakuan. Kolom (g) jenis perlakuan, sesuai dengan topik meta-analisis ini adalah strategi pembelajaran yang digunakan dalam setiap subpenelitian. Karena penelitian-penelitian yang digunakan berjenis eksperimental, maka perlakuan dibedakan menjadi perlakuan/strategi untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Langkah-langkah tabulasi data adalah (1)  identifikasi variabel-variabel penelitian. Yang setelah ditemukan, dimasukkan dalam kolom variabel yang sesuai, (2) identifikasi rerata dan deviasi standar dari data kelompok eksperimen maupun kelompok control untuk setiap subjek/subpenelitian, (3) penghitungan effect size dengan menggunakan rumus Glass (1981) berdasarkan rerata dan deviasi standar tersebut. Hasil penghitungan kemudian dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil dari proses tabulasi data di atas dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Pemilahan dan pengelompokan subjek (subpenelitian) yang dilakukan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti ditampilkan dalam kelompok-kelompok,  sebagai berikut. (1) Kelompok jenjang pendidikan subjek dibagi menjadi jenjang Perguruan Tinggi (PT) dan Sekolah Menengah (SM). (2) Kelompok jenis strategi pembelajaran yang digunakan dibagi menjadi Strategi Metakognisi (MK) dan Strategi Non-Metakognisi (Non-MK). (3) Kelompok jenis kemampuan berbahasa Inggris yang dipengaruhi dibagi menjadi Pemahaman Teks (PTs), Penguasaan Kosakata (PK), Kemampuan Berbahasa Umum (KBU), dan Kemampuan Menulis (KM).
Distribusi 26 subpenelitian kedalam kelompok-kelompok itu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1: Distribusi Subjek/Subpenelitian Berdasarkan Aspek-Aspek yang Diteliti N = 26

PT
SM
MK
Non-MK
PTs
PK
KBU
KM
TOTAL
1) Jenjang pdd.
15
11






26
2) Strategi


23
3




26
3) Kemampuan




23
1
1
1
26

Setelah dilakukan penghitungan effect size untuk semua subpenelitian (seperti terlihat pada lampiran 2), pertama-tama dihitung interval rerata besar pengaruh, sebagai berikut.

N
26
∑∆
19,91
0,77
ЅΔ
0,76

Interval rerata besar pengaruh  (  α = 0,05) dihitung dengan rumus:
                       
*      ±     

Dalam mana:
N      : jumlah subjek/subpenelitian
∑Δ    : jumlah besar effect size  semua N
*     : Rata-rata effect size semua N
SΔ    : Deviasi standar effect size semua N
Z       : Nilai pada kurva normal untuk α = 0,05

Dengan memasukkan angka-angka di atas kedalam rumus maka,
                       
 0,77     ±  
= 0,77   ±  0,29
= 0,48 --------1,06
Jadi,  interval rerata besar pengaruh berada pada rentangan 0,48 sampai dengan 1,06.

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa interval rerata besar pengaruh berada pada arah positif, yaitu sebesar 0,48 sampai 1,06.  Hal ini berarti secara keseluruhan, penggunaan strategi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan berbahasa Inggris. Dengan kata lain, penerapan strategi pembelajaran menyebabkan  kemampuan berbahasa Inggris kelompok eksperimen lebih tinggi 0,77 kali deviasi standar kemampuan berbahasa Inggris kelompok kontrol.
Berdasarkan Jenjang Pendidikan Subjek, rerata besar pengaruh strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.



PT
SM
N
15
11
∑∆
6,089
13,83
*
0,38
1,26
ЅΔ
0,41
0,89

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rerata pengaruh yang besar terjadi pada jenjang Sekolah Menengah (SM), yaitu sebesar 1,26, sedangkan rerata pengaruh pada jenjang Perguruan Tinggi (PT) hanya 0,38. Demikian pula bila dilihat dari konsistensi pengaruh berdasarkan jenjang ini, ternyata pada jenjang sekolah menengah pengaruhnya konsisten karena deviasi standarnya lebih kecil daripada reratanya, yang hampir sebesar satu setengah kali deviasi standarnya. Sebaliknya, pada jenjang perguruan tinggi, deviasi standarnya lebih besar daripada reratanya, yang berarti bahwa tidak terjadi konsistensi pengaruh.
Berdasarkan  Jenis Strategi Pembelajaran yang digunakan, besarnya rata-rata pengaruh dihitung sebagai berikut.


MK
Non-MK
N
23
3
∑∆
18,49
1,43
*
0,80
0,48
ЅΔ
0,79
0,50

Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa penggunaan strategi Metakognisi (MK) memberikan pengaruh  besar (0,80), sedangkan strategi Non-Metakognisi memberikan pengaruh lebih kecil (0,48). Lebih jauh dapat dilihat bahwa strategi metakognisi berpengaruh hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan strategi non-metakognisi.
            Bila dilihat dari deviasi standar masing-masing kelompok, ternyata pengaruh strategi metakognisi bersifat konsisten karena deviasi standarnya lebih kecil daripada rerata pengaruhnya, sedangkan konsistensi tidak terjadi pada strategi non-metakognisi karena deviasi standarnya lebih besar dibandingkan rerata pengaruhnya.
Berdasarkan Jenis Kemampuan Berbahasa Inggris yang dipengaruhi, besarnya rerata pengaruh strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.


PTs
PK
KBU
KM
N
23
1
1
1
∑∆
17,70
1,91
0,26
0,06
*
0,77
1,91
0,26
0,06
ЅΔ
0,75
0
0
0

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa  dari empat kelompok kemampuan yang dipengaruhi, tiga di antaranya hanya meliputi satu subpenelitian. Sebagian besar (23 subpenelitian) mengenai pengaruh strategi pembelajaran  terhadap pemahaman teks (PTs). Hasil analisis menunjukkan, rerata pengaruh strategi pembelajaran terhadap kemampuan pemahaman teks adalah 0,77, dengan deviasi standar sebesar 0,75. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang cukup besar dan konsisten dari strategi pembelajaran terhadap kemampuan memahami teks. Sementara itu, terjadi pengaruh yang besar pada kemampuan kosakata, yaitu sebesar 1,91.

3.2 Pembahasan
            Secara keseluruhan, ternyata strategi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Hasil ini sesuai dengan temuan pada studi meta-analisis keefektifan strategi instruksional yang dilakukan oleh Soekamto (1989), bahwa strategi instruksional dapat meningkatkan hasil belajar. Bilamana dilihat dari aspek perbedaan jenjang pendidikan di mana strategi pembelajaran digunakan, temuan penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran ternyata lebih efektif di jenjang sekolah menengah dibandingkan di jenjang perguruan tinggi. Hal ini merupakan hal yang logis sebab, sesuai dengan tingkat kematangannya (utamanya dalam  pengalaman dan usia), seseorang akan menjadi lebih mandiri dalam banyak hal, termasuk dalam belajar bahasa Inggris. Di perguruan tinggi umumnya mahasiswa telah menemukan tujuan belajarnya. Oleh karena itu, motivator eksternal seperti strategi pembelajaran yang digunakan pengajar tampaknya tidak banyak membedakan hasil belajar mereka. Sebaliknya, di tingkat sekolah menengah, strategi pembelajaran memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar. Pemilihan strategi yang tepat oleh guru dapat memberikan hasil belajar yang baik.
            Sementara itu, dalam aspek pemilihan strategi pembelajaran ternyata strategi metakognisi berpengaruh lebih besar daripada strategi non-metakognisi, yang berarti bahwa strategi metakognisi sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, terutama pada kemampuan kosakata dan membaca pemahaman. Brown dalam Nolan (1991) mengatakan bahwa ada dua faktor yang terlibat dalam metakognisi siswa, yaitu (1) kesadaran pebelajar tentang proses kognitifnya dan (2) pemahaman pebelajar tentang sumber-sumber kognitif dan pemanfaatan cara-cara mengatur diri, seperti merencanakan. Hal ini berarti bahwa  stimulasi terhadap kesiapan belajar (learning readiness) sangat penting dilakukan sebelum pelajaran dimulai, untuk dapat menyentuh mental state siswa, sehingga dia menyadari apa yang akan dipelajari dan siap untuk belajar hal itu. Hasil ini sekaligus pula menunjukkan bahwa orientasi behavioristik saja (yang menekankan pada habit formation melalui repeated exercises) tidak cukup untuk memfasilitasi kemampuan berbahasa seseorang.
            Dalam eksperimen-eksperimen tersebut, berbagai bentuk strategi metakognisi digunakan seperti pre-questioning dan summarizing dalam pembelajaran membaca pemahaman (reading comprehension). Sementara itu, dilihat dari kemampuan berbahasa Inggris yang dipengaruhi, ternyata kemampuan kosakata mengalami pengaruh tertinggi akibat dari penggunaan strategi pembelajaran; disusul oleh kemampuan memahami teks, sedangkan kemampuan bahasa umum dan kemampuan menulis mengalami pengaruh yang kecil saja. Jika dilihat lebih jauh, ternyata kemampuan yang tinggi pada kosakata dan membaca disebabkan oleh penggunaan strategi metakognisi. Hal ini sejalan dengan temuan sebelumnya bahwa strategi metakognisi efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Namun demikian, tampaknya kita hanya dapat menyimpulkan hal ini kepada kemampuan membaca saja sebab, dalam penelitian ini, hanya ada satu penelitian (subpenelitian) mengenai kosakata, sehingga simpulan yang definitif tidak dapat dilakukan.
4. Penutup
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran terutama strategi metakognisi, efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris terutama di jenjang sekolah menengah.       Berdasarkan hasil meta-analisis ini, perlu disarankan kepada para guru bahasa Inggris untuk lebih mengoptimalkan penggunaan strategi metakognisi dalam pembelajaran. Selanjutnya, mengingat manfaat yang diperoleh melalui penelitian meta-analisis, perlu dilakukan penelitian sejenis untuk bidang-bidang lain dan menggunakan lebih banyak sampel penelitian eksperimental.


DAFTAR  PUSTAKA


Edelsky, C. & Altwelger, B.(1994).Whole Language, What’s the Difference?. N.H: Heinemann
Gardner, R.C. (2001) Language Learning Motivation, the Student, the Teacher, and the Researcher. Available at http://publish.uwo.ca/~gardner/
Glass, G.V., McGaw B. , & Smith, M.L. (1981). Meta-Analysis in Social Research. London: Sage Publications.
Goodman, K. (1986). What’s Whole in Whole Language? N.H : Heinemann
Juliati S. (1993).  ‘Meta-Analisis Hubungan Hasil Belajar terhadap Sikap’. Jurnal Lemlit dan P2M Univ. Darma Persada. Tahun II no. 1 (Sept.) (22-33)
Marhaeni, AAIN. (1999). ‘Rosenblatt’s Transactional Theory and Its Implementation in the Teaching of Integrated Reading’. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 5 Nomor 4 (September) (206-219)
Nolan, T.E. (1991) Self-Questioning and Prediction: Combining Metacognitive Strategies. The Reading Teacher. (pp. 132-138). International Reading Association.
Richards, J.C & Rogers, T.S. (1986). Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge Univ. Press
Rivers, W.M. (1990). Interactive Language Teaching. Cambridge: Cambridge Univ. Press
Rosenblatt, L.M. (1988). Writing and Reading: The Transactional Theory, Technical Report No. 416. Cambridge: Bolt, Beranek, and Newman Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar