3.30.2012

SEJARAH OLAHRAGA (History of Sport)


Sejarah olahraga dapat mengajarkan kepada kita arti mengenai perubahan masyarakat dan mengenai olahraga itu sendiri. Olahraga sepertinya melibatkan kemampuan dasar manusia yang dikembangkan dan dilatih untuk kepentingannya sendiri, yang sejalan dengan dilatih demi kegunaannya. Ini menunjukkan bahwa olahraga itu mungkin sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri, yang memiliki tujuan, dan adalah cara yang berguna untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menaklukkan alam dan lingkungan. Namun, jika kita melihat jauh ke belakang bukti-bukti yang makin sedikit kurang mendukung.

1.      Prasejarah
Banyak penemuan modern di Perancis, Afrika dan Australia pada lukisan gua (lihat seperti Lascaux) dari jaman prasejarah yang memberikan bukti kebiasaan upacara ritual. Beberapa dari bukti ini berasal dari 30.000 tahun yang lampau, berdasarkan perhitungan penanggalan karbon. Lukisan/Gambar-gambar jaman batu ditemukan di padang pasir Libya menampilkan beberapa aktivitas, renang dan memanah. (http://www.fjexpeditions.com/) Seni lukis itu sendiri adalah merupakan bukti pada ketertarikan pada keahlian yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk bertahan hidup, dan adalah bukti bahwa ada waktu luang untuk dinikmati. Ini juga membuktikan aktivitas non-fungsi lain seperti ritual dan sebagainya. Jadi, meskipun sedikit bukti yang secara langsung mengenai olahraga dari sumber-sumber ini, cukup beralasan untuk menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktu itu yang berkenaan dengan olahraga.
Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke Kepulauan Hawaii, pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar. Masyarakat Indian Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan olahraga sebelum kedatangan orang-orang Eropa, seperti lacrosse, beberapa jenis permainan bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya. Suku Maya dan Aztec yang berbudaya memainkan permainan bola dengan serius. Lapangan yang digunakan dahulu masih digunakan sampai sekarang. Cukup beralasan untuk menyimpulkan dari sini dan sumber-sumber bersejarah lainnya bahwa olahraga memiliki akar yang bersumber dari kemanusiaan itu sendiri.

2.      Cina Kuno
Terdapat artefak dan bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang Cina berhubungan dengan kegiatan yang kita definisikan sebagai olahraga di awal tahun 4000 SM. Awal dan perkembangan dari kegiatan olahraga di Cina sepertinya berhubungan dekat dengan produksi, kerja, perang, dan hiburan pada waktu itu. Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya sekarang juga, seperti keahlian orang Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional. Cina memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan sejarahnya.  (Lihat Olahraga Cina, Museum )

3.      Mesir Kuno
Monumen untuk Faraoh menunjukkan bahwa beberapa cabang olahraga diperhatikan perkembangannya dan dipertandingkan secara berkala beberapa ribu tahun yang lampau, termasuk renang dan memancing. Ini tidaklah mengejutkan mengingat pentingnya Sungai Nil bagi kehidupan orang Mesir. Olahraga yang lain termasuk lempar lembing, loncat tinggi, dan gulat. (Lihat referensi Olahraga Mesir Kuno) (http://www.us.sis.gov.eg/egyptinf/history/html/hisfrm.htm).) Lagi, keberadaan olahraga yang populer menunjukkan kedekatan dengan kegiatan non-olahraga sehari-hari.

4.      Yunani Kuno
Banyaknya cabang olahraga sudah ada sejak jaman Kerajaan Yunani Kuno. Gulat, Lari, Tinju, lempar lembing dan lempar cakram, dan balap kereta kuda adalah olahraga yang umum. Ini menunjukkan bahwa Kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olahraga mereka. Pertandingan Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali di Yunani. Pertandingan tidaklah diadakan hanya sebagai even olahraga saja, tetapi juga sebagai perayaan untuk kemegahan individu, kebudayaan, dan macam-
macam kesenian dan juga tempat untuk menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan patung. Pada dasarnya, even
ini adalah waktu untuk bersyukur dan menyembah para Dewa-Dewa kepercayaan Yunani. Nama even ini diambil dari Gunung Olympus, tempat suci yang dianggap tempat hidupnya para dewa. Gencatan senjata dinyatakan selama
Pertandingan Olimpiade, seperti aksi militer dan eksekusi untuk publik ditangguhkan. Ini dilakukan agar orang-orang dapat merayakan dengan damai dan berkompetisi dalam suasana yang berbudaya dan saling menghargai.

5.      Eropa dan Perkembangan Global
Beberapa ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang berlawanan- termasuk
Kabaddi di India dan beberapa permainan bola Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkala
sejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan makanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala yang meningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses yang lebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, dimana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun, beberapa penulis mencatat.) Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dielaskan dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting, canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan, orienteering. Lihat juga Nasionalisme dan olahraga

TUGAS TERSTRUKTUR SBM BIOLOGI
“PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (THE CONNECTED MODEL)”










Disusun oleh:

ANASTASIA ERVINA

( F05110017)


     JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012


A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Menurut Prabowo, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, (1991 : 61– 65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu.Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah :
1) the fragmented model ( Model Fragmen )
2) the connected model ( Model Terhubung )
3) the nested model ( Model Tersarang )
4) the sequenced model ( Model Terurut )
5) the shared model ( Model Terbagi )
6) the webbed model ( Model Jaring Laba-Laba )
7) the threaded model ( Model Pasang Benang )
8) the integrated model ( Model Integrasi )
9) the immersed model ( Model Terbenam ), dan
10) the networked model ( Model Jaringan )

Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).





B. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED (TERHUBUNG)
Pengertian pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang menunjukkankan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.

Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.

Perhatian utama dalampenerapan model pembelajaran ini yaitu kejelian dalam mengidentifikasi dan menetapkan indikator yang akan dipetakan pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan. Penerapan model connected ini lebih mudah diterapkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar dibandingkan diterapkan di jenjang SMP atauSMA, hal ini dikarenakan di sekolah dasar masih menerapkan sistem guru kelas.

Langkah- langkah perencanaan pembelajaran terpadu model connected antara lain:
1) Guru menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah diajarkan.
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan rumah.




Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.



1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED)
Dalam penerapan pembelajaran terpadu model connected tidak selamanya dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan sempurna sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan model pembelajaran connected memiliki kelebihan dan kekurangan.

a. Kelebihan
  1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
  2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;

  1. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
  2. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

b. Kekurangan
1.      model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2.      model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3.      bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).


Kapan Kita Menggunakan Model Connected?
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.






2. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM  MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan untuk mata pelajaran IPA pada jenjang pendidikan dasar. ”Pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik” (Puskur, 2006:1).

Perubahan pendekatan pembelajaran IPA ini akan menuntut guru untuk memahami dan menyesuaikannya. Selama ini guru IPA telah terbiasa dengan pembagian tugas sebagai guru fisika dan guru biologi,sekarang mereka harus dapat mengajarkan fisika,biologi dan kimia secara keseluruhan,baik secara individu maupun dengan bekerja sama dalam team teaching.Perubahan pendekatan pembelajaran ini bukanlah hal yang mudah bagi mereka yang telah bertahun-tahun mengajarkan mata pelajaran secara terpisah.

IPA Terpadu terdiri dari mata pelajaran Fisika, Biologi dan Kimia. Pembelajaran IPA Terpadu ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih menunjukkan keterkaitan unsur unsur konseptual yang berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar. Diharapkan dengan keterkaitan konseptual yang dipelajari dari unsur-unsur dalam bidang studi IPA yang relevan akan membuat skema kognitif, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan,dunia nyata dan fenomena alam.


Desain pembelajaran IPA terpadu memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar dari berbagai mata pelajaran. Dari berbagai model pembelajaran terpadu Fogarty, model connected (keterhubungan) merupakan salah satu model yang tepat digunakan dalam desain pembelajaran IPA Terpadu. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia juga memiliki karakteristik tersendiri.
Pembelajaran IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan. Materi yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.
Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.

Contoh penerapan model terhubung dalam ilmu Matematika:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Corey. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hadisubroto, T dan Herawati, I.S.1998. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. 2004.Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktik. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

http://wintervina.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-terhubung-connected.html

contoh kisi-kisi pre-tes dan post-tes


KISI-KISI SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

Mata Pelajaran                       :  Matematika
Nama Sekolah                       : 
Kelas / Semester                    :  X / II
Waktu                                    :  2 x 40 Menit
Jumlah Soal                           :  3 Soal
Bentuk Soal                           :  Essay

Standar Kompetensi
:
6. Menentukan kedudukan dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang demensi tiga

No.
Kompetensi
Dasar
Materi Ajar
Indikator
Aspek
No. Soal
1.
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan titik ke bidang dalam ruang demensi tiga
6.2.1.      Menentukan jarak titik ke titik lain dalam ruang demensi tiga





6.2.2.      Menentukan jarak dari titik ke garis dalam ruang demensi tiga





6.2.3.      Menentukan jarak dari titik ke bidang dalam ruang demesi tiga


6.2.1.1.Jika diberikan soal tentang jarak dari titik ke titik lain dalam ruang denemsi tiga , maka siswa dapat menentukan jarak dari titik ke titik lain  mengunakan teorema pythagoras
6.2.2.1.Jika diberikan soal tentang jarak dari titik ke garis dalam ruang demesi tiga, maka siswa dapat mengambar dan menentukan jarak dari titik ke garis tersebut
6.2.3.1. Jika diberikan soal tentang jarak dari titik ke bidang dalam ruang demensi tiga, maka siswa dapat mengambar dan menentuka cara mencari jarak dari titik ke ruang tersebut.















1






2






3