TUGAS TERSTRUKTUR SBM
BIOLOGI
“PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (THE CONNECTED MODEL)”
Disusun oleh:
ANASTASIA ERVINA
( F05110017)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA & ILMU
PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
TERPADU
Pembelajaran terpadu merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa
aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini
memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
Menurut Prabowo, pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang
studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini
dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh
pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan
yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang
dikemukakan oleh Fogarty, (1991 : 61– 65) yaitu sebanyak sepuluh model
pembelajaran terpadu.Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah :
1) the fragmented model ( Model Fragmen )
2) the connected model ( Model Terhubung )
3) the nested model ( Model Tersarang )
4) the sequenced model ( Model Terurut )
5) the shared model ( Model Terbagi )
6) the webbed model ( Model Jaring Laba-Laba )
7) the threaded model ( Model Pasang Benang )
8) the integrated model ( Model Integrasi )
9) the immersed model ( Model Terbenam ), dan
10) the networked model ( Model Jaringan )
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).
1) the fragmented model ( Model Fragmen )
2) the connected model ( Model Terhubung )
3) the nested model ( Model Tersarang )
4) the sequenced model ( Model Terurut )
5) the shared model ( Model Terbagi )
6) the webbed model ( Model Jaring Laba-Laba )
7) the threaded model ( Model Pasang Benang )
8) the integrated model ( Model Integrasi )
9) the immersed model ( Model Terbenam ), dan
10) the networked model ( Model Jaringan )
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).
B.
PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED (TERHUBUNG)
Pengertian
pembelajaran terpadu model connected merupakan model pembelajaran yang
menunjukkankan keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik,
keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada
hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester
dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang
studi.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Perhatian utama dalampenerapan model pembelajaran ini yaitu kejelian dalam mengidentifikasi dan menetapkan indikator yang akan dipetakan pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan. Penerapan model connected ini lebih mudah diterapkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar dibandingkan diterapkan di jenjang SMP atauSMA, hal ini dikarenakan di sekolah dasar masih menerapkan sistem guru kelas.
Langkah- langkah perencanaan pembelajaran
terpadu model connected antara lain:
1) Guru
menentukan tema-tema yang dapat dihubungkan yang terdapat dalam silabus.
2) Tema- tema
yang telah ditentukan diorganisasikan pada tema induk.
3) Guru
menjelaskan materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa tema.
4) Guru
memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang telah
diajarkan.
5) Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
6) Tiap-tiap
kelompok diperintahkan untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
7) Guru
memberikan kesimpulan, penegasan, dan mengadakan evaluasi.
8) Guru
memberikan tugas portofolio kepada peserta didik untuk dijadikan pekerjaan
rumah.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe
connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
1. KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED)
Dalam penerapan pembelajaran
terpadu model connected tidak selamanya dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan sempurna sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan model
pembelajaran connected memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan
- Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
- kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
- siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
- siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
b. Kekurangan
1. model
ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. model
ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara
mandiri;
3. bagi
guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang
terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena
terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.
Secara umum proses pembelajaran
sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input,
instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan
pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input
terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang
pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru.
Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang
akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan
dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan
SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input,
lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan
sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin
Hidayat, 2009:18).
Kapan Kita
Menggunakan Model Connected?
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
2. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan
salah satu implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan untuk mata pelajaran IPA pada jenjang pendidikan dasar. ”Pembelajaran
ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik” (Puskur, 2006:1).
Perubahan pendekatan
pembelajaran IPA ini akan menuntut guru untuk memahami dan menyesuaikannya.
Selama ini guru IPA telah terbiasa dengan pembagian tugas sebagai guru fisika
dan guru biologi,sekarang mereka harus dapat mengajarkan fisika,biologi dan
kimia secara keseluruhan,baik secara individu maupun dengan bekerja sama dalam team
teaching.Perubahan pendekatan pembelajaran ini bukanlah hal yang mudah
bagi mereka yang telah bertahun-tahun mengajarkan mata pelajaran secara
terpisah.
IPA Terpadu terdiri dari mata
pelajaran Fisika, Biologi dan Kimia. Pembelajaran IPA Terpadu ini dimaksudkan
agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih menunjukkan
keterkaitan unsur unsur konseptual yang berpengaruh terhadap kebermaknaan
pengalaman belajar. Diharapkan dengan keterkaitan konseptual yang dipelajari
dari unsur-unsur dalam bidang studi IPA yang relevan akan membuat skema
kognitif, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan,dunia nyata dan
fenomena alam.
Desain pembelajaran IPA terpadu
memuat beberapa keterpaduan antar Kompetensi Dasar dari berbagai mata
pelajaran. Dari berbagai model pembelajaran terpadu Fogarty, model connected
(keterhubungan) merupakan salah satu model yang tepat digunakan dalam desain
pembelajaran IPA Terpadu. Hal ini dikarenakan pada mata pelajaran Fisika,
Biologi, dan Kimia juga memiliki karakteristik tersendiri.
Pembelajaran IPA secara terpadu
harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan. Materi yang dipadukan masih
dalam lingkup bidang kajian IPA.
Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat
relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada
manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu
dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal
ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam
proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
Contoh penerapan model terhubung dalam ilmu Matematika:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya.
Contoh penerapan model terhubung dalam ilmu Matematika:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Corey. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Hadisubroto, T dan Herawati,
I.S.1998. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. 2004.Pengembangan
Kurikulum:Teori dan Praktik. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
http://wintervina.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-terhubung-connected.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar